Cost Volume Profit (CVP): Pengertian, Tujuan, dan Penerapannya
Cost Volume Profit (CVP): Pengertian, Tujuan, dan Penerapannya
Cost volume profit (CVP) merupakan salah satu analisis dalam menghitung break event point (BEP) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara hubungan biaya, laba, dan volume penjualan.
Biasanya, hasil dari analisis CVP akan berguna bagi kepentingan pengambilan keputusan bisnis perusahaan.
Beberapa contoh keputusan yang penting seperti menentukan harga jual, perubahan biaya produksi, dan menentukan volume penjualan untuk mencapai target penjualan.
Oleh karena itu, CVP sering digunakan dalam perencanaan dan pengendalian bisnis, mulai dari perencanaan anggaran hingga evaluasi performa perusahaan.
Dengan memahami hubungan ketiga faktor utama perusahaan (biaya, laba, volume), perusahaan dapat menentukan keputusan yang paling tepat dalam mencapai tujuan perusahaan.
Pada artikel Waralabaplus kali ini akan membahas apa itu cost volume profit (CVP), komponen, tujuan, kelebihan dan kekurangan, serta penerapannya di bawah ini. Simak ya!
Apa Itu Cost Volume Profit (CVP)?
Analisis cost, volume, profit (CVP) adalah sebuah metode akuntansi biaya atau cost accounting yang memberikan pemahaman secara komprehensif antara tingkat biaya dan volume terhadap laba operasional perusahaan.
Secara garis besar, komponen-komponen utama yang mempengaruhi laba perusahaan antara lain volume penjualan, biaya tetap, biaya variabel, dan harga jual.
Hasil analisis CVP menghasilkan beberapa asumsi dasar, seperti biaya yang berubah sesuai dengan perubahan volume penjualan, biaya tetap yang konstan dalam jangka pendek, harga jual yang tetap, dan tingkat efisiensi operasional yang konsisten.
Pengelolaan akuntansi juga semakin mudah dengan menganalisis CVP karena dapat meminimalisir risiko kecurangan atau human error pada laporan keuangan.
Dalam mengaudit laporan keuangan juga akan semakin mudah dengan menggunakan analisis CVP.
Analisis CVP juga di kenal sebagai analisa break even point, di mana terdapat titik impas antara volume penjualan dengan biaya yang di tetapkan.
Hal ini dapat membantu manajemen dalam membuat keputusan bisnis jangka pendek.

Komponen Cost Volume Profit (CVP)
Seperti yang telah di sebutkan sebelumnya, komponen-komponen utama dalam menghitung analisis CVP, antara lain:
- Volume Penjualan: Merupakan jumlah unit yang di harapkan atau di perkirakan akan terjual dalam periode tertentu.
- Harga Jual: Harga per unit dari produk atau layanan yang di jual oleh perusahaan.
- Biaya Tetap (Fixed Costs): Biaya yang tidak berubah seiring dengan perubahan volume penjualan, seperti biaya sewa, gaji tetap, dan asuransi.
- Biaya Variabel (Variable Costs): Biaya yang berubah sebanding dengan perubahan volume penjualan, seperti biaya bahan baku, biaya produksi, dan komisi penjualan.
- Laba (Profit): Selisih antara pendapatan total dari penjualan dengan biaya total (biaya tetap dan biaya variabel).
Tujuan Cost Volume Profit (CVP)
Tujuan dari analisis CVP yang paling utama adalah sebagai penentu keputusan bisnis perusahaan untuk jangka waktu pendek.
Melalui wawasan yang di peroleh, manajemen dapat menyusun rencana strategis agar dapat beradaptasi dengan perubahan pasar pada saat yang bersamaan.
Perusahaan juga dapat menentukan BEP agar dapat menentukan jumlah unit yang harus terjual agar dapat mencapai target keuntungan.
Penyesuaian harga juga telah di pertimbangkan dengan biaya tetap, biaya variabel, dan volume penjualan yang di harapkan agar dapat mencapai target laba yang optimal.
Terakhir, tujuan CVP sebagai acuan evaluasi kinerja perusahaan dengan membandingkan hasil aktual dengan proyeksi analisis CVP untuk menemukan area yang perlu di improvisasi atau di tingkatkan.
Kelebihan Cost Volume Profit (CVP)
Mengutip dari Fundamentalsofaccounting, menghitung CVP memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Berikut ini adalah kelebihan dari menghitung analisis CVP bagi bisnis perusahaan Anda, antara lain:
- Membantu dalam pengambilan keputusan: Melalui analisis CVP, perusahaan dapat menentukan berapa banyak unit produk mereka yang harus di produksi, bagaimana mereka harus mengelola sumber daya untuk memaksimalkan keuntungan, dan menentukan inovasi untuk pengembangan produk selanjutnya.
- Mencapai target keuntungan: Hasil CVP dapat mengendalikan biaya untuk mencapai tingkat target keuntungan karena manajemen dapat menentukan harga jual ideal yang harus mereka tetapkan untuk mencapai target tingkat laba.
- Perencanaan laba: Analisis CVP memungkinkan perusahaan mendapatkan wawasan bisnis untuk memutuskan profitabilitas. Melalui wawasan ini, bisnis dapat memperbaiki harga dan metode produksi dengan melihat bagaimana perubahan pada struktur biaya, harga jual, atau tingkat volume yang mempengaruhi profitabilitas.
- Pengendalian biaya: Melalui analisis CVP, perusahaan dapat menentukan biaya tetap mereka dan menilai bagaimana pergeserannya akan mempengaruhi pengeluaran secara keseluruhan. Hal ini dapat di lakukan dengan memeriksa pola perilaku biaya dan menemukan inefisiensi atau area potensial untuk perbaikan.
- Analisis sensitivitas: Dengan memeriksa perubahan pada komponen penting seperti pendapatan dan BEP dalam berbagai situasi, memungkinkan perusahaan untuk meramalkan (forecast) potensi atau peluang pada perubahan pasar atau variabel internal.
Kekurangan Cost Volume Profit (CVP)
Selain kelebihan yang bisa Anda rasakan dari menghitung CVP, terdapat beberapa kondisi yang dapat merugikan Anda. Berikut ini adalah kekurangan dari CVP, antara lain:
- Tidak mempertimbangkan semua jenis biaya: Hanya dua jenis biaya yang masuk dalam pertimbangan analisis CVP, yakni biaya tetap dan biaya variabel.
- Asumsi sederhana: Analisis CVP hanya di dasarkan pada sejumlah asumsi dasar, termasuk biaya tetap, hubungan biaya dan pendapatan linier, harga jual konstan, dan produk homogen. Dalam situasi nyata, praduga ini mungkin tidak begitu akurat yang dapat menghasilkan temuan palsu.
- Penerapan terbatas: Analisis CVP paling efektif untuk bisnis dengan struktur biaya sederhana dan lini produk tunggal. Hal ini akan menjadi kurang relevan atau praktis dalam lingkungan bisnis yang lebih kompleks yang memiliki banyak lini produk atau biaya yang variatif.
- Tidak berlaku dalam jangka panjang: Analisis CVP sering mengabaikan tujuan strategis jangka panjang atau tujuan keberlanjutan perusahaan demi profitabilitas jangka pendek. Penerapannya pada perusahaan yang mencari pertumbuhan dan stabilitas jangka panjang mungkin kurang tepat untuk menggunakan analisa ini.
Rumus Analisis CVP
Pada dasarnya, komponen utama dari analisis CVP adalah rasio CM dan rasio biaya variabel, BEP (break even point), margin of safety, laba bersih dan leverage.
Berikut ini adalah rumus dasar yang sering digunakan dalam menghitung hasil analisis CVP, antara lain:
- Laba (Profit):
Profit = Pendapatan Total – Biaya Total - Total Pendapatan (Total Revenue):
Total Pendapatan = Harga Jual per Unit × Jumlah Unit yang Terjual - Biaya Total (Total Cost):
Biaya Total = Biaya Tetap + (Biaya Variabel per Unit × Volume Penjualan) - Laba Bersih (Net Profit):
Laba Bersih = Total Pendapatan – Biaya Total - Titik Impas Tingkat Penjualan (Break Even Sales Volume):
Break Even Sales = Biaya Tetap / Contribution Margin - Kontribusi Margin per Unit (Contribution Margin per Unit):
Kontribusi Margin per Unit = Harga Jual per Unit – Biaya Variabel per Unit - Kontribusi Margin Rasio (Contribution Margin Ratio):
Kontribusi Margin Rasio = Kontribusi Margin per Unit / Harga Jual per Unit - Titik Impas (Break-Even Point):
BEP = Biaya Tetap / Kontribusi Margin per Unit
BEP = Harga Jual per Unit × Volume Penjualan = Biaya Tetap + (Biaya Variabel per Unit × Volume Penjualan) - Margin Keamanan (Margin of Safety):
Margin of Safety = Penjualan Aktual – Break-even Sales - Tingkat Leverage Operasi (Degree of Operating Leverage):
=DOL = Contribution Margin/ Penghasilan Bersih
Kemudian, terdapat dua cara utama dalam menghitung analisis CVP, antara lain:
1. Equation Metode
Metode equation menghitung analisis dengan berbasis pada laporan laba-rugi perusahaan.
Tujuan paling penting dalam metode ini adalah menemukan quantity atau jumlah target penjualan untuk mencapai target profit/keuntungan.
Rumus yang dapat digunakan dalam cara ini sebagai berikut:
Profit = Unit Contribution Margin x Quantity – Fixed Expenses
2. Contribution Margin
Kemudian, cara kedua yang bisa digunakan untuk menghitung CVP adalah dengan contribution margin.
Contribution margin bisa di katakan adalah selisih antara total penjualan dan total biaya variabel.
Oleh karena itu, CM harus melebihi total biaya tetap agar mendapat keuntungan.
Rumus yang dapat digunakan dalam menghitung CVP dengan cara ini adalah sebagai berikut:
Breakeven Sales (Rp) = Fixed Cost : Contribution Margin Ratio
Required Sales (Unit) = (Targeted Profit + Fixed Cost) : Contribution Margin Per Unit
Menerapkan Analisis CVP dalam Pengambilan Keputusan
CVP merupakan alat analisis perusahaan yang mampu merencanakan upaya bisnis masa depan melalui sebuah keputusan yang strategis.
Pengambilan keputusan yang tepat dan akurat dalam memberikan pengaruh yang cukup besar dalam operasional dan perkembangan bisnis.
Oleh karena itu, penerapan analisis CVP juga harus tepat agar wawasan yang menjadi dasar dari sebuah keputusan juga tepat.
Berikut ini adalah penerapan analisis CVP yang dapat di lakukan dalam mengambil keputusan bisnis, antara lain:
1. Identifikasi Pemicu Biaya
Untuk melakukan analisis CVP yang akurat, penting untuk dapat mengidentifikasi pemicu biaya yang menggerakkan sumber daya dan biaya yang memengaruhi perusahaan secara substansial.
Faktor penggerak biaya cukup bervariasi pada berbagai lini bisnis, mulai dari biaya tetap seperti gaji, sewa, dan pajak atau biaya variabel seperti bahan baku, tenaga kerja langsung, dan biaya pengiriman.
Mengidentifikasi pemicu biaya yang relevan merupakan langkah awal karena merupakan salah satu komponen utama dalam perhitungan analisis CVP.
2. Menganalisis Bauran Penjualan atau Sales Mix
Analisis CVP bergantung pada asumsi dalam sales mix (bauran penjualan), sales mix merupakan kombinasi relatif dari berbagai produk yang di jual oleh perusahaan.
Perusahaan harus menganalisis sales mix mereka untuk menentukan produk mana yang lebih menguntungkan lalu fokus pada pemasaran dan produksi produk tersebut untuk memaksimalkan keuntungan.
Asumsi ini dapat menjadi acuan dasar untuk perkiraan volume penjualan masa depan yang masuk akal dan menentukan dampak perubahan biaya terhadap laba bersih.
3. Menentukan BEP
Titik impas atau BEP terjadi pada saat total pendapatan seimbang dengan total biaya, sehingga perusahaan tidak menghasilkan atau kehilangan uang.
Mengetahui BEP sangat penting karena berdampak langsung pada strategi penetapan harga.
Perusahaan dapat menggunakan analisis CVP untuk menentukan volume penjualan yang tepat yang di perlukan untuk menutup biaya operasional dan menghitung marjin keamanan atau margin of safety.
4. Menghitung Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas adalah alat ukur yang digunakan untuk mengevaluasi dampak potensial dari perubahan satu atau lebih asumsi dalam analisis CVP.
Perusahaan harus menganalisis sensitivitas dengan mengubah beberapa faktor tertentu seperti harga, volume, biaya, dan lain-lain untuk melihat bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas.
Selain itu, analisis sensitivitas membantu memahami semua kemungkinan skenario dan menunjukkan potensi hasil dari berbagai perubahan secara absolut.
5. Pantau dan Perbarui Analisis CVP
Agar tetap relevan dan akurat, analisis CVP harus rutin di tinjau secara terus menerus.
Perusahaan harus memperbarui prakiraan, mix sales, dan struktur biaya secara rutin untuk menentukan profitabilitas operasi.
Pemantauan dan analisis berkelanjutan terhadap analisis CVP memastikan bahwa perusahaan tetap berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan keuangan dan operasional yang sudah di rencanakan.
6. Manfaat Teknologi
Era revolusi industri 4.0 memberikan peluang perusahaan untuk dapat menunjang operasionalnya dengan teknologi terbarukan.
Salah satunya, teknologi dapat membantu dalam menyederhanakan proses analisis CVP.
Kesimpulan
Analisis cost, volume, profit (CVP) adalah pendekatan sistematis untuk menganalisis dan memberikan gambaran yang jelas tentang bisnis untuk membantu dalam pengambilan keputusan.
Analisis ini menunjukkan gambaran terperinci tentang bagaimana perusahaan membelanjakan uang dan bagian mana dari bisnis yang paling menguntungkan.
Selain memberikan gambaran yang menguntungkan, analisis CVP juga dapat menunjukkan area-area yang dapat di kembangkan atau di tingkatkan kembali melalui gambaran masalah dalam bidang produksi, pemasaran, atau penjualan. Sehingga dapat mengungkapkan berapa banyak perusahaan dalam menghasilkan dan berapa banyak kerugiannya.