Sustainable Business ( Bisnis Berkelanjutan ) : Pengertian, Tantangan dan Strateginya

Sebuah perusahaan atau bisnis dibangun tentunya untuk mendatangkan keuntungan/profit bagi pemilik, karyawan, serta konsumennya. Dalam mencapai hal tersebut, sustainable business atau bisnis berkelanjutan menjadi salah satu topik yang semakin mendapat perhatian oleh berbagai perusahaan di dunia saat ini.

Dalam dunia bisnis, bisnis berkelanjutan tidak hanya berkaitan dengan upaya menjaga kelangsungan usaha dalam jangka panjang, tetapi juga melibatkan berbagai aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi yang saling terkait

Dalam artikel ini, Waralabaplus akan membahas pengertian dari sustainable business atau bisnis berkelanjutan, tantangan, dan strategi untuk mencapai sustainable business.

Pengertian Sustainable Business

Sustainable business atau bisnis berkelanjutan adalah pendekatan bisnis yang berfokus pada penciptaan nilai jangka panjang dengan mempertimbangkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan dalam pengambilan keputusan dan operasi perusahaan. 

Tujuan utama dari sustainable business adalah untuk memastikan bahwa bisnis dapat terus beroperasi dan berkembang tanpa merusak sumber daya alam atau mengabaikan kesejahteraan sosial.

Tantangan dalam Menerapkan Sustainable Business

Menerapkan bisnis berkelanjutan memang menawarkan banyak manfaat, namun prosesnya juga tidak lepas dari berbagai tantangan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang sering dihadapi perusahaan dalam upaya menerapkan praktik bisnis berkelanjutan:

1. Biaya Awal yang Tinggi

Salah satu masalah terbesar dalam menerapkan bisnis berkelanjutan adalah biaya awal yang tinggi. Investasi dalam teknologi hijau seperti panel surya, sistem pengelolaan air, dan teknologi produksi bersih seringkali membutuhkan biaya yang signifikan.

Selain itu, program pelatihan karyawan dan pembuatan produk yang ramah lingkungan memerlukan dana yang cukup besar. Untuk bisnis kecil dan menengah, masalah biaya ini bisa menjadi hambatan besar untuk memulai inisiatif keberlanjutan.

2. Kesulitan dalam Mengukur Dampak

Mengukur dampak keberlanjutan dapat menjadi tugas yang sulit. Untuk menilai keberhasilan praktik berkelanjutan mereka, perusahaan harus membuat indikator yang tepat. Misalnya, bagaimana cara mengukur pengurangan jejak karbon dengan akurat?

Bagaimana program tanggung jawab sosial perusahaan dapat digunakan untuk menilai kesejahteraan sosial? Karena masalah ini, perusahaan sering ragu dalam melaporkan dan mengevaluasi dampak dari inisiatif keberlanjutan mereka.

3. Perubahan Budaya Organisasi

Perubahan besar dalam budaya organisasi biasanya diperlukan untuk mencapai bisnis berkelanjutan. Perubahan ini mencakup kebijakan, perilaku, dan cara berpikir karyawan di semua tingkatan organisasi. Membutuhkan banyak waktu, komitmen, dan upaya untuk mengubah budaya organisasi. Perusahaan harus memiliki kemampuan untuk mendorong semua pekerja untuk mendukung visi keberlanjutan ini.

4. Kurangnya Pengetahuan dan Sumber Daya

Banyak perusahaan, terutama yang berukuran kecil dan menengah, mungkin tidak memiliki pengetahuan atau sumber daya yang cukup untuk menerapkan praktik keberlanjutan. Mereka mungkin juga tidak memiliki staf yang terlatih dalam bidang keberlanjutan atau akses ke teknologi dan alat yang diperlukan. Selain itu, perusahaan mungkin tidak memahami regulasi dan standar keberlanjutan yang berlaku, sehingga sulit untuk mematuhi dan mengintegrasikan praktik keberlanjutan ke dalam operasi mereka.

5. Ketidakpastian Ekonomi

Ketidakpastian ekonomi dapat memengaruhi komitmen bisnis terhadap keberlanjutan. Selama krisis ekonomi atau ketidakpastian pasar, perusahaan mungkin lebih berkonsentrasi pada keuntungan jangka pendek dan mengurangi biaya daripada investasi dalam inisiatif keberlanjutan jangka panjang. Ini dapat menghambat kemajuan dalam penerapan praktik berkelanjutan.

Strategi untuk Mencapai Sustainable Business 

Ada beberapa strategi yang bisa dilakukan perusahaan Anda untuk mencapai sustainable business, yakni:

1. Pengelolaan Sumber Daya yang Efisien

Perusahaan perlu mengelola sumber daya alam dengan bijaksana. Ini termasuk dalam katagori penggunaan energi terbarukan, pengurangan limbah, dan daur ulang. Contoh konkret adalah menggunakan panel surya untuk menghasilkan listrik atau mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

2. Inovasi Produk dan Layanan

Perusahaan dapat mengembangkan produk dan layanan yang ramah lingkungan dan memiliki dampak sosial positif. Misalnya, perusahaan dapat membuat produk yang dapat didaur ulang atau menggunakan bahan baku yang berasal dari sumber yang berkelanjutan.

3. Keterlibatan Karyawan dan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dan karyawan merupakan bagian dari bisnis berkelanjutan. Perusahaan dapat mengadakan program pelatihan untuk karyawan tentang praktik berkelanjutan atau berkolaborasi dengan komunitas lokal untuk proyek-proyek lingkungan dan sosial.

4. Transparansi 

Praktik bisnis yang baik salah satunya yaitu menyediakan laporan keberlanjutan secara transparan kepada pemangku kepentingan. Laporan ini mencakup informasi tentang dampak lingkungan, sosial, dan ekonomi dari operasi perusahaan.

5. Investasi dalam Green Technology

Teknologi hijau memiliki peran penting dalam keberlanjutan bisnis. Investasi dalam teknologi yang ramah lingkungan, seperti kendaraan listrik, sistem manajemen energi cerdas, dan teknologi produksi bersih, dapat meningkatkan efisiensi operasional dan membantu mengurangi dampak lingkungan.

6. Penerapan Prinsip Ekonomi Sirkular

Ekonomi sirkular adalah model ekonomi yang berfokus pada penggunaan ulang, perbaikan, daur ulang, dan perpanjangan masa pakai barang. Dengan menerapkan prinsip ini, perusahaan dapat mengurangi limbah dan meningkatkan efisiensi penggunaan sumber daya.