Apa itu Sistem Bagi Hasil? Pengertian & Cara Pembagian Keuntungan

pexels-karolina-grabowska-4968548-scaled
Bisnis

Apa itu Sistem Bagi Hasil? Pengertian & Cara Pembagian Keuntungan

Bagi hasil adalah sistem yang lazim digunakan saat ini, terutama dalam dunia bisnis Biasanya kerjasama tersebut dapat terjadi akibat faktor keterbatasan modal pada saat merintis usaha, sehingga membuat sebagian pelaku usaha memutuskan untuk bekerjasama dengan pihak yang bermodal besar.

Begitupun sebaliknya, pihak pemodal pun juga butuh rekan bisnis, terutama mereka yang mau diajak bekerjasama secara sungguh-sungguh untuk mengembangkan usahanya. Secara khusus, sistem ini dipakai oleh orang-orang yang mengedepankan ekonomi syariah. Bagi Anda yang penasaran, silakan baca ulasan Waralabaplus berikut ini.

Pengertian Bagi Hasil 

Photo by Navi

Bagi hasil adalah suatu bentuk perjanjian yang disepakati oleh pengusaha dan investor (pemberi modal) dengan tujuan pembagian laba atau keuntungan. Perjanjian tersebut sebagai bukti adanya kerjasama yang terjalin antara kedua belah pihak. Nantinya, jika perusahaan mendapatkan keuntungan, maka hasilnya akan dibagikan sesuai dengan kesepakatan yang tertulis pada perjanjian. 

Sistem ini tidak hanya berlaku untuk pembagian keuntungan, namun juga berlaku ketika perusahaan mengalami kerugian. Artinya, kedua belah pihak juga harus mau menanggungnya sesuai dengan porsinya masing-masing. Dengan kata lain, kedua pihak harus siap dengan segala risiko yang terjadi pada perusahaan.

Metode Bagi Hasil 

Sistem bagi hasil memiliki beberapa metode yang di sesuaikan dengan kondisi. Untuk info lebih lengkap, silakan cek daftar metode bagi hasil di bawah ini.

1. Profit sharing

Profit sharing berarti kesepakatan untuk membagikan keuntungan dari suatu usaha. Keuntungan yang berasal dari pendapatan yang sudah di kurangi dengan ongkos produksi atau operasional sehingga hasil yang di dapatkan merupakan keuntungan bersih.

2. Gross profit sharing

Sedikit berbeda dengan profit sharing, gross profit sharing juga merupakan kesepakatan bagi hasil. Hanya saja, pembagian keuntungan hasil usaha di hitung berdasarkan pendapatan yang di kurangi harga pokok penjualan. 

Laba tersebut belum di kurangi dengan pajak, biaya administrasi, serta biaya pemasaran lainnya. Hal tersebut bisa pula di sebut dengan pembagian laba kotor.

3. Revenue sharing

Berbeda dengan dua poin sebelumnya. Revenue sharing adalah pendapatan yang belum di kurangi dengan biaya operasional dan komisi dalam sistem perbankan. Hal ini di hitung dari total pendapatan pengelolaan dana.

Dalam sistem syariah, pola ini dapat di gunakan untuk keperluan distribusi hasil usaha lembaga keuangan syariah. Nantinya, mekanisme yang di gunakan kebanyakan menganut prinsip profit sharing atau pembagian laba bersih antara kreditur dan juga debitur. 

Sementara itu, dalam sistem kesepakatan usaha, mekanismenya bisa di tentukan berdasarkan skema bagi hasil yang di pilih sesuai dengan akad atau perjanjian di awal.

Kelebihan dan Kekurangan Bagi Hasil 

Kelebihan utama dari bagi hasil adalah adanya transparansi terhadap apa yang di lakukan serta keuntungan yang di dapatkan. Hal ini penting agar di anggap tidak merugikan kedua belah pihak.

Meskipun begitu, kekurangan dari sistem ini di bandingkan sistem lainnya adalah perlunya supervisi terhadap pengelola usaha terutama untuk menurunkan risiko itikad kurang baik.

Pihak-pihak yang kurang mengenal satu sama lain cukup rentan menghadapi fenomena tersebut. Umumnya, karena memiliki kesamaan visi untuk memakmurkan perekonomian syariah, mereka akan melakukan kesepakatan.

Hal itu berbeda dengan sistem konvensional yang terdapat prosedur-prosedur yang memungkinkan terjaringnya pihak-pihak dengan itikad semacam itu. 

Cara Pembagian Keuntungan pada Sistem Bagi Hasil 

Cara bagi hasil keuntungan usaha ini di bedakan menjadi dua. Pertama yaitu pembagian keuntungan karena rekan Anda aktif terlibat operasional harian dengan mendapat gaji bulanan.

Yang kedua, pembagian keuntungan di lakukan karena rekan Anda sebagai pemodal mendapat dividen (keuntungan usaha, biasanya di bagikan di akhir tahun). Khusus cara bagi hasil keuntungan usaha untuk investor adalah pembagian dividen (biasanya di bagikan di akhir tahun).

Contoh Menghitung Penerapan Sistem Bagi Hasil

Arka, Badrun dan Rafi bersama-sama ingin membuka usaha rental mobil. Arka dan Badrun sebagai pelaksana harian dan Rafi sebagai investor.

  • Arka mengeluarkan modal Rp 100 juta
  • Badrun mengeluarkan modal Rp 100 juta
  • Rafi mengeluarkan modal Rp 300 juta.
  • Total biaya investasi rental mobil Rp 500 juta.

Maka kepemilikan perusahaan:

  • Arka memiliki 20% kepemilikan perusahaan (Rp 100 / Rp 600)
  • Badrun memiliki 20% kepemilikan perusahaan (Rp 150 / Rp 600)
  • Rafi memiliki 60% kepemilikan perusahaan (Rp 350 / Rp 600)

Ketiganya membuat kesepakatan bahwa Arka dan Badrun sebagai pengelola harian akan mendapatkan gaji sebesar Rp 5 juta. Rafi sebagai investor (rekan kerja yang pasif) tidak mendapatkan gaji bulanan.

Di akhir tahun, ternyata rental mobil memiliki keuntungan bersih sebesar Rp 500 juta. Maka cara membagi keuntungannya adalah sebagai berikut:

  • Keuntungan usaha                  Rp 500 juta
  • Investasi tahun depan             Rp 300 juta
  • Biaya operasional                   Rp 100 juta
  • Dividen                                   Rp 100 juta

Perhitungan cara bagi hasil keuntungan usaha untuk investor dan pengelola adalah:

  • Dividen untuk Arka  20% x Rp 100 juta        = Rp 20 juta
  • Dividen untuk Badrun  20% x Rp 100 juta         = Rp 20 juta
  • Dividen untuk Rafi  60% x Rp 100 juta    = Rp 60 juta

Berapa penghasilan Arka, Badrun dan Rafi selama setahun dari bisnis rental mobil?

Arka selama setahun dari rental mobil total pendapatannya adalah:

  • Gaji Rp 5 juta x 12 bulan        = Rp 60 juta
  • Dividen Rp 20 juta                 = Rp 20 juta
  • Total                                           = Rp 80 juta

Badrun selama setahun dari rental mobil total pendapatannya adalah:

  • Gaji Rp 5 juta x 12 bulan        = Rp 60 juta
  • Dividen Rp 20 juta                 = Rp 20 juta
  • Total                                           = Rp 80 juta

Rafi selama setahun dari rental mobil total pendapatannya adalah:

  • Dividen Rp 60 juta                 = Rp 60 juta
  • Total                                        = Rp 60 juta

Dari keterangan di atas, bisa disimpulkan bahwa sistem bagi hasil merupakan bentuk perjanjian kerja sama antara investor dan penerbit, di mana keduanya akan selalu bersinergi dan membackup apabila perusahaan mereka mengalami keuntungan dan kerugian. Semoga informasi ini bermanfaat bagi Anda, ya!

Tinggalkan Komentar Anda Di Sini

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Select the fields to be shown. Others will be hidden. Drag and drop to rearrange the order.
  • Image
  • SKU
  • Rating
  • Price
  • Stock
  • Availability
  • Add to cart
  • Description
  • Content
  • Weight
  • Dimensions
  • Additional information
Click outside to hide the comparison bar
Compare
aaaaa