Apa Itu Piutang Tak Tertagih? Penyebab dan Metode untuk Mengatasinya
Apa Itu Piutang Tak Tertagih? Penyebab dan Metode untuk Mengatasinya
Ketika Anda melakukan transaksi penjualan, hal semacam ini secara konsep memang akan masuk ke dalam pencatatan buku akuntansi. Dengan begitu, kesepakatan antara Anda sebagai penjual dapat di katakan secara otomatis selesai.
Namun pada situasi serupa, hal ini juga bisa di katakan belum selesai. Karena kesepakatan antara penjual dan pembeli akan di nyatakan selesai apabila transaksi tersebut benar-benar menghasilkan uang.
Di mana, setelah Anda mengirimkan produk atau memberikan pelayanan ke pelanggan, Anda akan mengirimkan tagihan berupa faktur atau invoice dan mengirimkannya kepada pelanggan.
Faktur penjualan merupakan tagihan yang menyatakan pekerjaan telah Anda lakukan, dan berisi biaya yang harus di bayarkan pelanggan serta tanggal jatuh tempo pembayaran tersebut.
Meski di atas kertas hal ini terlihat sederhana, namun masih banyak pelanggan yang melakukan pembayaran ini dengan memahaminya sebagai pengertian dari utang.
Secara sederhana hal ini juga sering kali di kenal sebagai piutang bagi bisnis Anda. Bahkan piutang juga dapat membantu meningkatkan kemampuan bisnis untuk bertransaksi lebih banyak.
Namun, jika tidak di kelola dengan baik, hal ini bisa menjadi masalah penting bagi sebuah bisnis, bahkan bisa sampai menyebabkan kegagalan.
Dalam laporan keuangan, piutang dapat di kategorikan sebagai aset karena secara tidak langsung akan menjadi uang tunai di masa depan, yaitu ketika pelanggan telah melakukan pembayaran atas invoice yang sudah Anda kirimkan.
Mau tahu bagaimana cara mengatasi piutang tak tertagih pada bisnis Anda? Simak pembahasan lengkapnya pada artikel Waralabaplus di bawah ini!

Apa itu Piutang?
Secara konsepnya, piutang biasanya akan muncul ketika bisnis menjual barang atau jasanya kepada pelanggan secara kredit atau utang. Pelanggan tidak di haruskan untuk membayar pada saat barang di kirimkan atau layanan di berikan.
Jenis piutang dalam bertransaksi bisnis dengan kredit juga dapat membuat perusahaan lebih mudah mendapatkan pekerjaan baru.
Meskipun dapat membantu menutup lebih banyak penjualan, memberikan penawaran kredit kepada pelanggan memang menimbulkan risiko bisnis.
Risikonya bahwa mungkin bisnis Anda akan di bayar secara lambat. Bahkan lebih buruknya lagi, Anda bisa tidak di bayar sama sekali ataupun bisa di bilang piutang tak tertagih.
Meski, perusahaan Anda bisa menuliskan adanya transaksi penjualan pada laporan laba rugi perusahaan jasa, Anda juga harus menambah jumlah terutang dari pelanggan.
Sementara piutang di laporkan sebagai aset, jika piutang tidak di bayar akan menjadi “beban utang tidak tertagih” atau di catat sebagai kerugian kredit pada laporan laba rugi dan pengurangan dari akun aset piutang.
Penyebab Terjadinya Piutang Tak Tertagih
Berikut ini adalah beberapa penyebab terjadinya piutang tak tertagih yang bisa di pelajari agar nantinya tidak terjadi dalam bisnis Anda, antara lain:
1. Ketidakmampuan Finansial Pelanggan
Penyebab yang pertama terjadinya piutang tak tertagih adalah ketika pelanggan mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak mampu membayar utangnya.
Kesulitan keuangan yang di hadapai oleh pelanggan bisa di pengaruhi oleh bermacam-macam alasan. Seperti kondisi ekonomi nasional, global, atau lainnya yang membuat pemasukkannya menurun.
2. Kurangnya Analisis Kelayakan Kredit
Pemberian kredit tanpa evaluasi menyeluruh atas kemampuan bayar debitur juga bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya piutang tak tertagih.
Oleh karena itu, penting bagi perusahaan Anda untuk melakukan analisis kelayakan kredit yang mendalam, agar tidak mengalami kendala ketika penagihan sedang berlangsung.
3. Manajemen Penagihan yang Lemah
Setelah menganalisis kelayakan kredit secara mendalam, perhatian yang harus Anda fokuskan berikutnya adalah bagaimana manajemen penagihannya berjalan.
Tidak adanya sistem penagihan yang efektif atau tindak lanjut terhadap pembayaran jatuh tempo, akan memperbesar terjadinnya piutang tak tertagih dalam bisnis Anda.
4. Hubungan Bisnis yang Terlalu Longgar
Terlalu percaya pada pelanggan tanpa kontrak atau jaminan pembayaran yang jelas juga sangat berisiko bagi bisnis Anda.
Persoalan tentang transaksi sebaiknya harus di lakukan secara objektif dengan kontrak dan jaminan yang tegas. Maka apabila terjadi keterlambatan pembayaran, hal semacam denda pun wajib di berikan.
5. Perubahan Kondisi Ekonomi
Selain faktor internal, biasanya kondisi eksternal juga bisa sangat berpengaruh terhadap stabilitas keuangan suatu bisnis atau individu, yang bisa sangat berdampak pada pembayaran piutang.
Hal-hal seperti resesi atau krisis ekonomi bisa secara langsung menyebabkan banyak pelanggan gagal bayar.
6. Penipuan atau Itikad Buruk
Khusus untuk kasus ini, biasanya pelanggan memang dengan sengaja menghindari pembayaran atau memberikan informasi palsu saat pengajuan kredit.
Oleh karena itu, sekali lagi Anda harus meningkatkan analisis kelayakan kredit agar kasus seperti penipuan ini tidak terjadi.
Metode Mengatasi Piutang Tak Tertagih
Berikut ini adalah beberapa metode agar Anda bisa mengatasi persoalan piutang tak tertagih jika nantinya terjadi terhadap bisnis Anda, antara lain:
1. Penyisihan Piutang Ragu-Ragu (Allowance Method)
Salah satu cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi piutang tak tertagih adalah dengan membuat cadangan kerugian atas piutang yang di perkirakan tidak tertagih sejak awal.
Anda bisa melakukan cara ini sebagai tindakan preventif untuk meminimalisir risiko yang akan terjadi di kemudian hari.
2. Penghapusan Langsung (Direct Write-Off Method)
Dalam metode ini, piutang baru akan di hapus ketika benar-benar tidak tertagih, tanpa penyisihan sebelumnya.
Yaitu piutang akan di hapus dari pembukuan perusahaan dan selanjutnya akan di bebankan ke akun beban piutang tak tertagih.
3. Penagihan Ulang (Debt Collection)
Cara ini berupa penggunaan tim internal atau jasa pihak ketiga untuk melakukan penagihan piutang yang telah jatuh tempo.
Namun untuk melakukan metode ini, Anda harus memastikan terlebih dahulu bahwa prosedur penagihan ulangnya sudai sesuai ketentuan yang berlaku.
Biasanya, penagihan ulang umum di lakukan jika pembayaran sudah jatuh tempo, namun pelanggan tidak kunjung membayarnya.
4. Restrukturisasi Kredit
Dalam hal ini, restrukturiasi kredit adalah metode berupa penyusunan ulang perjanjian pembayaran agar lebih sesuai dengan kondisi debitur.
Melalui cara ini, pembayaran di harapkan dapat menemui keringanan skema, sehingga pembayaran tetap bisa kembali di lakukan sesuai ketentuan yang terbaru.
5. Penjualan Piutang (Factoring)
Penjualan piutang adalah proses di mana perusahaan menjual hak tagih atas piutang usaha kepada pihak ketiga (biasanya perusahaan pembiayaan atau factoring company), dengan imbalan sejumlah uang tunai.
Hal ini dapat berkontribusi secara langsung untuk mengurangi risiko gagal bayar dengan mengalihkannya kepada pihak ketiga.
Risiko Piutang dalam Bisnis
Ternyata bukan hanya dalam skala kecil, bisnis sebesar Apple pun mengakui bahwa piutang bisa membawa risiko yang cukup besar. Meski begitu, risiko terkait piutang dagang bukanlah sesuatu yang tidak bisa di abaikan bisnis.
Seperti yang di jelaskan sebelumnya, piutang yang buruk atau tertunda dapat menyebabkan pembayaran sewa hilang atau gaji hilang. Jangan tergoda untuk berpikir bahwa kamu bisa melakukan penjualan melalui risiko piutang.
Meski termasuk bisnis yang sangat besar, perusahaan Apple ini di haruskan untuk mencantumkan “faktor-faktor risiko” dalam laporan tahunannya setiap untuk memberi tahu investor tentang risiko yang dapat berdampak buruk bagi perusahaan tersebut.
Dari semua “faktor risiko” yang dapat memengaruhi raksasa teknologi global seperti Apple misalnya kondisi ekonomi makro, perubahan teknologi yang cepat, pasokan komponen yang cukup, dan sebagainya.
Dalam laporan tahunan Apple (Form 10-K) yang di ajukan pada 3 November 2023, perusahaan mengidentifikasi risiko kredit pada piutang usaha sebagai salah satu faktor risiko utama.
Apple menyatakan bahwa mereka terpapar risiko kredit pada piutang usaha, piutang non-perdagangan dari vendor, dan pembayaran di muka terkait perjanjian pasokan jangka panjang. Risiko ini meningkat selama periode kondisi ekonomi yang memburuk.
Saat menjelaskan faktor risiko piutang, Apple menunjukkan bahwa itu bergantung pada pengecer dan distributor untuk menghasilkan pendapatan, yaitu pengecer dan distributor membeli dari Apple secara kredit.
